
Manajemen Pondok Gede
Kota Tangerang Selatan
Selatan Jakarta -INDONESIA
" 5 - H O U S E "Manajemen Pondok Gede
Kota Tangerang Selatan
Selatan Jakarta INDONESIA
Kemanusiaan Nilai Tertinggi Dalam Kehidupan
" 3 - MANAGEMENT "Manajemen Pondok Gede
Kota Tangerang Selatan
Selatan Jakarta INDONESIA
Kemanusiaan Nilai Tertinggi Dalam Kehidupan
" 1 - G R E A T "PEMUDA KARYA NASIONAL
Organisasi Pemuda Karya Provinsi Banten adalah organisasi kemasyarakatan yang berdiri sebagai wadah pembinaan, pemberdayaan, dan pengabdian generasi muda di Provinsi Banten. Organisasi ini berlandaskan pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Landasan tersebut menjadi pedoman utama dalam setiap program, kebijakan, dan kegiatan organisasi, sehingga seluruh langkah yang ditempuh selaras dengan cita-cita nasional dan nilai-nilai persatuan bangsa.
Sebagai bagian dari elemen masyarakat, Pemuda Karya Provinsi Banten memiliki komitmen kuat untuk mendukung program-program Pemerintah Provinsi Banten serta bersinergi dengan seluruh lapisan masyarakat. Dukungan ini diwujudkan melalui kolaborasi aktif dalam berbagai bidang, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan ekonomi daerah, pelestarian budaya lokal, serta pengembangan sektor-sektor strategis lainnya demi kesejahteraan rakyat Banten.
Pemuda Karya Provinsi Banten menempatkan pemberdayaan pemuda sebagai prioritas utama. Pemuda merupakan pilar penting kemajuan bangsa, oleh karena itu organisasi ini secara berkelanjutan menyelenggarakan program pelatihan keterampilan, pendidikan kepemimpinan, pengembangan kewirausahaan, peningkatan literasi digital, dan pembinaan wawasan kebangsaan. Program-program tersebut dirancang untuk mencetak generasi muda yang berdaya saing tinggi, berkarakter kuat, inovatif, serta memiliki jiwa sosial dan nasionalisme yang tinggi.
Di tingkat daerah, Pemuda Karya Provinsi Banten turut berperan dalam membangun kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Bentuk nyata kontribusi tersebut antara lain pelatihan usaha kecil dan menengah (UKM), pengembangan potensi pariwisata lokal, kegiatan sosial kemasyarakatan, aksi gotong royong, serta penyaluran bantuan pada situasi darurat dan bencana alam.
Lebih dari itu, Pemuda Karya Provinsi Banten memiliki visi yang menjangkau skala nasional, dengan tujuan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Melalui jejaring organisasi yang terhubung di seluruh wilayah Indonesia, Pemuda Karya berperan aktif dalam pertukaran pengetahuan, pelaksanaan kegiatan bersama lintas daerah, serta advokasi isu-isu strategis kepemudaan yang relevan dengan perkembangan zaman.
Dengan menjunjung tinggi nilai Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika, Pemuda Karya Provinsi Banten berkomitmen menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman suku, agama, ras, dan budaya. Semangat persaudaraan, toleransi, dan gotong royong menjadi pondasi dalam setiap interaksi sosial, sehingga keberadaan organisasi ini mampu menjadi perekat persatuan di tengah masyarakat.
Ke depan, Pemuda Karya Provinsi Banten akan terus mengembangkan diri menjadi organisasi yang progresif, adaptif, dan responsif terhadap tantangan zaman, sekaligus menjadi pelopor perubahan positif demi terwujudnya Banten yang maju, masyarakat yang sejahtera, dan Indonesia yang jaya.
VISI
“Menjadi organisasi kepemudaan yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang mampu memberdayakan potensi pemuda dan masyarakat Banten untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya saing, berkarakter, sejahtera, serta berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.”
Visi ini mengandung makna bahwa Pemuda Karya Provinsi Banten hadir bukan sekadar sebagai wadah berkumpulnya pemuda, tetapi sebagai motor penggerak perubahan yang berorientasi pada pembangunan daerah dan bangsa. Visi ini menekankan pentingnya nilai-nilai dasar kebangsaan sebagai landasan moral dan hukum, yang menjadi pegangan dalam setiap langkah organisasi.
Landasan Pancasila memberikan arah agar organisasi senantiasa mengedepankan persatuan, keadilan, dan kemanusiaan. UUD 1945 menjadi pijakan hukum yang mengarahkan setiap kegiatan agar sejalan dengan konstitusi negara. Bhinneka Tunggal Ika menegaskan bahwa keberagaman suku, agama, ras, dan budaya adalah kekuatan yang harus dirawat dan disinergikan untuk kepentingan bersama.
Visi ini juga menegaskan komitmen Pemuda Karya Provinsi Banten untuk memberdayakan potensi pemuda melalui pendidikan, pelatihan, kewirausahaan, dan kepemimpinan. Pemberdayaan ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan kualitas individu, tetapi juga agar pemuda mampu menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.
Dengan semangat gotong royong dan kerja sama, Pemuda Karya bertekad menjadi bagian penting dalam pencapaian pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melestarikan budaya lokal, serta memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
.
MISI
Membangun jejaring kemitraan strategis dengan berbagai pihak
Pemuda Karya tidak membatasi diri hanya pada lingkup daerah. Organisasi membangun kemitraan dengan perguruan tinggi, komunitas nasional, organisasi internasional, dan dunia usaha. Jejaring ini membuka peluang pertukaran pengetahuan, program lintas daerah, dan dukungan sumber daya untuk memperluas dampak positif kegiatan.
Berperan aktif dalam isu-isu kepemudaan nasional
Pemuda Karya Provinsi Banten tidak hanya fokus pada persoalan daerah, tetapi juga terlibat dalam forum nasional, seminar kebangsaan, dan kampanye sosial yang relevan dengan kepentingan pemuda Indonesia. Dengan cara ini, pemuda Banten dapat menjadi bagian dari solusi untuk tantangan nasional, mulai dari pengangguran hingga perubahan iklim.
Setiap misi ini saling terhubung dan saling memperkuat. Pelaksanaan misi dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan anggota, masyarakat, dan mitra kerja. Dengan konsistensi dan integritas, Pemuda Karya Provinsi Banten yakin dapat mewujudkan perubahan positif yang berkelanjutan demi kemajuan Banten dan Indonesia.
(Admin MPG )
System pelayanan Yayasan termasuk mengedukasi para Anak-Anak remaja akan bahanya Gadget di masyarakat yang sudah mewabah seperti Sunami telah menghancurkan pikiran dan watak kaum remaja!
Pergaulan bebas juga dapat diterapkan dalam konteks kelompok, seperti klub malam atau acara-acara sosial, di mana seseorang dapat berinteraksi dengan banyak orang tanpa harus menjalin hubungan yang serius dengan salah satu dari mereka. Secara umum, pergaulan bebas diartikan sebagai kondisi di mana seseorang tidak terikat oleh aturan atau batasan dalam berinteraksi dengan orang lain, baik secara sosial maupun seksual.
Mengacu pada sebuah temuan penelitian dari Common Sense Media, mengungkapkan adanya peningkatan luar biasa anak-anak yang menggunakan gadget seperti smartphone dan tablet. Sementara Kaiser Family Foundation melaporkan bahwa rata-rata, anak-anak menghabiskan hampir tujuh setengah jam untuk menatap layar gadget. Terlebih lagi, di kondisi seperti saat ini, anak-anak tampak lebih rutin menggunakan gadget untuk menunjang pembelajarannya. Pasca pandemi melanda, keterikatan hubungan antara anak-anak dengan gadget tampak kian menguat. Hal ini jelas menjadi tantangan baru bagi para orang tua untuk dapat mengontrol penggunaan gadget harian.
Edukasi Bahaya Penggunaan Gadget Secara Terpadu Kondisi adiksi menurutnya sudah termasuk parah dan butuh penanganan khusus. Sehingga, sebelum masuk ke fase tersebut maka orang tua harus tegas terhadap anak. "Cuma, kadang yang susah orang tua jadi contoh. Anak dilarang main HP, tapi orangtua main HP terus," jelasnya Kondisi ini menurutnya kerap menjadi penghambat dalam mencegah anak kecanduan gadget. Bahaya ketika berdampak ke psikis menurutnya fase parah dalam kecanduan gadget.
Pergaulan bebas juga dapat diterapkan dalam konteks kelompok, seperti klub malam atau acara-acara sosial, di mana seseorang dapat berinteraksi dengan banyak orang tanpa harus menjalin hubungan yang serius dengan salah satu dari mereka. Secara umum, pergaulan bebas diartikan sebagai kondisi di mana seseorang tidak terikat oleh aturan atau batasan dalam berinteraksi dengan orang lain, baik secara sosial maupun seksual.
Berdasarkan beberapa penelitian, ada 3 penyakit yang sering diderita pemulung diantaranya : 1. Penyakit gangguan pernapasan salah satunya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Salah satu dampak lingkungan dari adanya tumpukan sampah di TPA yaitu tercemarnya udara akibat meningkatnya konsentrasi gas disertai bau busuk. Paparan terhadap gas hasil pembusukan sampah tersebut dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan. 2. Penyakit sistem pencernaan Kebersihan diri yang kurang pada pemulung akibat terkontaminasi bakteri atau virus dari tumpukan sampah juga dapat menyebabkan penyakit sistem pencernaan seperti diare, tifus, kolera dan sebagainya. 3. Penyakit kulit atau dermatitis Tumpukan sampah yang merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan jamur dapat menyebabkan penyakit gatal pada kulit terlebih jika pemulung tidak menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, seperti sarung tangan, masker dan sepatu boot. .
Berdasarkan hasil survei pendahuluan di lokasi penelitian terdapat beberapa proses kerja meliputi: proses penimbangan barang yang masuk, proses penyortiran kertas, proses pemugaran/perawatan mesin dan alat-alat mekanik lain, dan proses penyimpanan. Setiap tempat kerja dirumuskan dalam pasal 2 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja bertujuan agar tenaga kerja sehat dan selamat di tempat kerja, sumber produksi dapat dipakai secara efisien tetapi kondisi lingkungan kerja banyak terlihat kondisi lingkungan kerja yang beresiko seperti kejadian tertimpa oleh barang-barang rusak yang menumpuk. Perilaku berisiko dalam bekerja seperti tidak pakai masker, sepatu bot dan helm, sarung tangan pada saat memegang barang kotor dan benda tajam. proses di lingkungan kerja yaitu dari bongkar muat, penyortiran, dan penimbangan.